Pages

Selasa, 25 September 2012

Mengenal Asam Basa dengan indik

a. Kertas lakmus

Kertas lakmus adalah kertas yang diberi suatu senyawa kimia sehingga akan menunjukkan warna yang berbeda setelah dimasukkan pada larutan asam maupun basa. Warna kertas lakmus akan berubah sesuai dengan larutannya seperti tertera dalam tabel 1.
Tabel 1. Warna kertas lakmus jika dikenai larutan asam basa

Jenis kertas lakmus
Dalam larutan bersifat
Asam Basa Netral
Merah
Biru
Merah
Merah
Biru
Biru
Merah
Biru
Dibawah ini diberikan beberapa pengujian dengan menggunakan kertas lakmus.
Tabel 2. Warna kertas lakmus bila ditetesi larutan sampel.
Zat Lakmus merah Lakmus biru
Air
HCl 0,1 M
NaOH 0,1 M
Tetap merah
Tetap merah

Biru
Tetap biru
Merah

Tetap biru
Dari data tersebut dapat disimpulkan bahwa:
1) Air bersifat netral karena tidak memberi perubahan warna pada kertas lakmus.
2) Larutan HCl bersifat asam karena dapat memerahkan lakmus biru.
3) Larutan NaOH bersifat basa karena dapat membirukan lakmus merah.
Penyebab sifat asam menurut Arrhenius adalah karena adanya ion H + jika zat tersebut dilarutkan dalam air, begitu juga sifat basa ditimbulkan karena adanya ion OH - yang terjadi oleh pelarutan zat dalam air.
Menurut teori Arrhenius, zat yang dalam air menghasilkan ion H + disebut asam danbasa adalah zat yang dalam air terionisasi menghasilkan ion OH - .
HCl --> H + + Cl -
NaOH --> Na + + OH -
Meskipun teori Arrhenius benar, pengajuan desertasinya mengalami hambatan berat karena profesornya tidak tertarik padanya. Desertasinya dimulai tahun 1880, diajukan pada 1883, meskipun diluluskan teorinya tidak benar. Setelah mendapat bantuan dari Van’ Hoff dan Ostwald pada tahun 1887 diterbitkan karangannya mengenai asam basa. Akhirnya dunia mengakui teori Arrhenius pada tahun 1903 dengan hadiah nobel untuk ilmu pengetahuan.
Sampai sekarang teori Arrhenius masih tetap berguna meskipun hal tersebut merupakan model paling sederhana. Asam dikatakan kuat atau lemah berdasarkan daya hantar listrik molar. Larutan dapat menghantarkan arus listrik kalau mengandung ion, jadi semakin banyak asam yang terionisasi berarti makin kuat asamnya. Asam kuat berupa elektrolit kuat dan asam lemah merupakan elektrolit lemah. Teori Arrhenius memang perlu perbaikan sebab dalam lenyataan pada zaman modern diperlukan penjelasanyang lebih bisa diterima secara logik dan berlaku secara umum. Sifat larutan amoniak diterangkan oleh teori Arrhenius sebagai berikut:
NH 4 OH --> NH 4 + + OH -
Jadi menurut Svante August Arrhenius (1884) asam adalah spesi yang mengandung H + dan basa adalah spesi yang mengandung OH -, dengan asumsi bahwa pelarut tidak berpengaruh terhadap sifat asam dan basa.

b. Menggunakan Indikator
Untuk pengetesan senyawa bersifat asam atau basa dapat dilakukan dengan menggunakan indikator. Indikator adalah suatu zat, yang warnanya berbeda-beda sesuai dengan konsentrasi ion-Hidrogen. Indikator umumnya merupakan suatu asamatau basa organik lemah, yang dipakai dalam larutan yang sangat encer. Asam atau basa indikator yang tidak terdisosiasi mempunyai warna yang berbeda dengan hasil disosiasinya, sehingga memudahkan praktikan dalam menentukan apakah larutan tersebut bersifat asam atau bersifat basa.
Tabel 3. Indikator yang ada di dalam Laboratorium
Indikator Nama Kimia Dalam asam Dalam basa Jangka pH
(Asam) biru kresilbrilian

(Asam)
a -naftol benzein
Ungu metil


(Asam) merah kresol

(Asam) biru timol

Ungu meta kresol

Ungu bromo fenol


Jingga metil


Merah Kongo


Hijau bromo kresol


Merah metil


Merah klorofenol


(Litmus) azolitmin

Biru bromotimol


Ungu difenol


(Basa) merah kresol

a -Naftol-ftalein
(Basa) biru timol

(Basa)
a -Naftol-benzein
Fenolftalein

Timolftalein
(Basa) biru kresilbrilian

Amino-dietilamino-metil difenazonium klorida
Pentametil p -rosanilia hidroklorida
O-kresolsulfon-ftalein

Timol-sulfon-ftalein

m-kresolsulfon-ftalein
Tetrabromofenol-sulfon ftalein
Dimetilamino-azo- benzena-natrium sulfonat
Asam difenil-bis-azo a -naftilamina-4-sulfonat
Tetrabromo-m-kresol sulfon ftalein
O-Karboksibenzena-azo dimetilanilina
Diklorofenol-sulfon ftalein

Dibromo-timol-sulfon ftalein
O-Hidroksi-difenil sulfon ftalein
O-Kresol-sulfon ftalein
a - Naftol-ftalein
Timol-sulfon ftalein

Amino-dietilamino-metil difenazonium klorida
Jingga-merah

Tak berwarna

Kuning


Merah

Merah

Merah

Kuning


Merah


Lembayung


Kuning


Merah


Kuning


Merah

Kuning


Kuning


Kuning

Kuning

Kuning

Kuning

Tak berwarna

Tak berwarna

Biru
Biru

Kuning

Hijau-biru


Kuning

Kuning

Kuning

Biru


Kuning


Merah


Biru


Kuning


Merah


Biru

Biru


Lembayung


Merah

Biru

Biru

Hijau-biru

Merah

Biru

Kuning

0,0-1,0

0,0-0,8

0,0-1,8


1,2-2,8

1,2-2,8

1,2-2,8

2,8-4,6


3,1-4,4


3,0-50


3,8-5,4


4,2-6,3


4,8-6,4


5,0-8,0

6,0-7,6


7,0-8,6


7,2-8,8

7,3-8,7

8,0-9,6

8,2-10,0

8,3-10,0

9,3-10,5

10,8-12,0

Sumber : G.Svehla. 1990: 57-58
Selain indikator diatas larutan asam dan basa dapat ditentukan dengan menggunakan bahan-bahan alami yang berwarna seperti dari kunyit, bunga sepatu merah, kulit manggis dan lain-lain. Untuk membuat warna ungu akan terbentuk pada suasana netral, larutan asam akan memberikan larutan berwarna ungu ke warna merah kecoklatan dan dalam larutan basa akan memberkan warna ungu ke biru kehitaman.

0 komentar:

Posting Komentar

Pengikut

 

Blogger news

Blogroll

About